Langsung ke konten utama

Bagaimana Cara Menjadi Siswa Google Summer of Code?

Google Summer of Code


Google Summer of Code (GSoC) adalah salah satu program yang dibuat oleh Google dalam rangka meramaikan partisipasi mahasiswa/i untuk berkontribusi ke proyek-proyek sumber terbuka. Ada banyak keuntungan yang akan kita dapatkan apabila terpilih menjadi salah satu siswanya. Selain mendapatkan bimbingan langsung dari orang-orang yang kompeten, kita juga akan diberikan upah untuk kebutuhan hidup. Upah tersebut diberikan apabila kita lolos evaluasi yang dilaksanakan tiga kali. Nilai upah yang diberikan bervariasi tergantung pada tempat dan kebijakan Google di setiap tahunnya. Pada tahun 2018, total upah yang diberikan untuk Indonesia adalah USD 2400. Kamu bisa lihat informasi mengenai upah tahun ini di halaman Student Stipends.

Seperti apa GSoC dan bagaimana cara menjadi salah satu pesertanya?

Sedikit Pengalaman Mengerjakan Proyek GSoC di Organisasi Haskell

Tahun 2018 lalu aku mengerjakan proyek GSoC di organisasi Haskell. Aku gagal di evaluasi kedua karena ada miscommunication dengan mentorku. Dengan ini, aku akan memberikan saran ke kamu agar tidak gagal sepertiku. Setidaknya untuk saat ini kamu bisa baca ceritaku saat awal-awal diterima hingga ke tahap evaluasi pertama.

"Proyek tersebut masih berjalan karena target penyelesaiannya adalah bulan Agustus. Kurang lebih apa yang aku rasakan dua bulan tidak jauh berbeda dengan dua bulan yang akan datang. Mula-mula, setelah diumumkan hasil seleksi proposal GSoC, kami yang berhasil lolos menjadi pesertanya segera menghubungi mentor untuk mengenalkan diri secara personal, membahas rencana untuk ke depannya, membahas media komunikasi, serta membahas ekspektasi dari mentor. Aku pribadi dengan segera memberi tahu mentorku tentang apa-apa saja yang sudah aku pelajari lalu meminta saran pengetahuan apa yang belum aku miliki untuk menyelesaikan proyeknya. Itu adalah fase community bonding yang berjalan kurang lebih satu bulan. Sebagian besar waktunya aku manfaatkan untuk mempelajari berbagai macam hal. Agar aku dapat mengerti masalah apa saja yang akan aku hadapi nanti, mereka memberikan aku semacam tugas untuk dikerjakan. Tugas tersebut adalah untuk membuat format-preserving parser untuk stuktur data List."

"Beruntung, tugas yang aku kerjakan sudah cukup bagus dan aku kumpulkan tepat ketika fase koding pertama dimulai. Aku mendapatkan masukan dari mentorku lalu mencoba untuk memperbaikinya ketika melakukan implementasi format-preserving YAML parser. Pekerjaan ini dilakukan secara remote dan aku melaporkan pekerjaanku melalui surel dengan rujukan commit di GitHub. Apabila ada hal-hal yang membuatku ragu, dengan segera aku hubungi mentor lalu meminta saran. Saya juga menulis laporan saya di blog lalu mempublikasikannya di akun Medium-ku. Berdasarkan pengalaman ini, kemampuan teknisku dalam bahasa pemrograman Haskell meningkat pesat. Ya, proyek yang aku kerjakan relatif sulit untuk mahasiswa sarjana. Tentunya aku sengaja memilih yang sulit karena selain menantang itu juga dapat memberikanku banyak ilmu baru yang sangat berharga."

"Setelah sekitar satu bulan, aku serta mentor melakukan evaluasi. Aku bersyukur berhasil lolos di evaluasi pertama pada tanggal 16 Juni 2018. Bagian yang paling menyenangkan adalah upah pertamaku akan aku terima dalam beberapa hari. Akhirnya, aku dapat membayar biaya semesterku secara penuh dengan usahaku sendiri. Aku juga memanfaatkan uang itu untuk membeli buku-buku baru yang sudah lama aku cari yaitu The Selfish Gene oleh Richard Dawkins dan Cosmos oleh Carl Sagan. Beruntung buku-buku itu tersedia di toko buku yang cukup dekat dengan rumahku."

Apa sih sebenernya yang bikin aku gagal di evaluasi kedua? Oh, sebelumnya, kamu bisa lihat laporan tentang GSoC 2018 di organisasi Haskell di halaman Summer of Haskell. Nah, pada intinya, aku gagal karena aku membangun ulang proyek Format-Preserving YAML Parser-ku tanpa konsultasi dengan mentorku terlebih dahulu. Jujur aja, mentorku sangat sibuk sehingga sangat sulit berkomunikasi dengan mereka. Aku menganggap kondisi proyek yang ada tidak akan selesai hingga waktu deadline sehingga aku rubah total agar dapat aku kejar. Sayangnya hal itu justru membuatku gagal dan mentorku menganggap proyeknya ga bakal bisa diselesaiin sampai dengan waktu deadline. Bagian pentingnya agar kamu tidak gagal adalah stick dengan proposal yang kamu buat serta dengarkan aja apa kata mentor. Cobalah untuk menjalin komunikasi dengan sebaik-baiknya.

Sedikit Penjelasan Mengenai GSoC

Mekanisme untuk ikut serta dalam program GSoC adalah dengan melakukan registrasi di situs resminya kemudian mencari organisasi yang diminati. Selanjutnya adalah dengan mencari ide proyek yang sudah tersedia atau kita dapat mengajukan ide original. Ide tersebut dituangkan ke dalam sebuah proposal yang nantinya akan diajukan. Pengerjaan GSoC sebenarnya remote namun ada beberapa organisasi yang memberikan tempat untuk bekerja. Jangan lupa untuk membaca panduan yang sudah disediakan suatu organisasi apabila ada karena tidak semua organisasi memiliki panduan tersebut.

Proyek GSoC tidak terbatas pada pemrograman saja. Pekerjaan yang ada sangat bervariasi. Selain pemrograman, pekerjaan yang sangat terlihat adalah desain. Tingkatan kesulitannya pun bervariasi. Kita dapat memilih yang sulit juga dapat memilih yang mudah. Bagian yang perlu diingat adalah apa tujuan kita mengikuti GSoC? Apabila ingin berkembang dan kamu menyukai tantangan, pilihlah proyek yang menurutmu menantang dengan catatan mampu kamu selesaikan. Jangan khawatir, Google mengizinkan kita untuk mengajukan beberapa proposal. Tahun 2018 Google mengizinkan kita untuk mengajukan tiga proposal. Trik paling jitu adalah proposal pertama adalah proyek impian kita, proposal kedua adalah proyek yang idenya sudah diberikan oleh calon mentor dengan kesulitan yang sangat mungkin untuk kita selesaikan, dan yang ketiga adalah proposal yang idenya mudah untuk kita kerjakan.

Pada umumnya, kita diminta untuk menulis dokumentasi atas apa yang kita kerjakan. Menulis blog adalah salah satunya. Apabila kita mengerjakan proyek pemrograman, kita pasti diminta untuk melakukan testing yang contohnya menggunakan unit testing. Selain itu, menulis dokumentasi kode juga sangat disarankan agar mentor kita dapat dengan mudah mengerti apa yang kita lakukan. Menulis blog post sangat aku sarankan karena ini dapat menjadi laporan kita ke mentor juga, dengan bahasa Inggris tentunya.

Sebagai tambahan, kita akan mendapatkan pernyataan diterima oleh Google sebagai siswa GSoC dan akan mendapatkan semacam swag serta sertifikat apabila berhasil menyelesaikan proyeknya dengan baik. Sertifikat tersebut akan sangat menguntungkan untuk kita ke depannya.

Cara Menjadi Siswa GSoC

Aku tidak menulis "peserta" bukan karena tanpa alasan. GSoC pada dasarnya ada tiga entitas yaitu siswa, mentor, dan pengurus dari organisasi yang ikut serta. Tulisan ini hanya akan membahas mengenai cara menjadi siswa GSoC.

Lakukan Sedikit Riset

Sebelum berpikir untuk mendaftar, cobalah untuk sedikit riset. Sebelum mengikuti GSoC 2018 aku melakukan riset terlebih dahulu. Sebenarnya, aku mengajukan proposal di tahun 2017 juga namun karena keterbatasan mentor di organisasi yang aku pilih pada akhirnya aku tidak mendapatkan bagian sehingga gagal untuk terpilih. Riset yang aku lakukan adalah melihat-lihat organisasi apa saja yang ikut serta di tahun sebelumnya dan proyek seperti apa saja yang dikerjakan siswa GSoC. Sebagai contoh, jika kamu dapat memprogram menggunakan JavaScript, cobalah cari organisasi yang memiliki ide proyek dengan bahasa pemrograman JavaScript. Apabila ada organisasi yang membuatmu tertarik, berdoalah tahun yang akan datang ikut serta lagi. Perlu diingat tidak selamanya suatu organisasi akan mengikuti GSoC. Namun, organisasi besar seperti Apache, Debian, coala, GNU, Gnome, dan sebagainya cukup konsisten untuk mengikuti GSoC setiap tahunnya.

Berikan Kontribusi

GSoC semuanya tentang proyek sumber terbuka untuk itu kesempatan terbesar dapat kita peroleh apabila kita dapat melakukan kontribusi. Hal ini sebenarnya tidak harus namun kesempatan kita akan berbeda dengan orang yang sudah pernah melakukan kontribusi di organisasi tersebut. Berdasarkan pengalaman saya di organisasi Haskell, aku disarankan oleh calon mentor saya pada waktu itu untuk melakukan kontribusi kecil-kecilan ke proyek yang digunakan oleh komunitasnya. Akhirnya, aku memberikan kontribusi ke proyek yang dibuat oleh calon mentorku sendiri yaitu Hakyll. Kontribusi langsung ini berperan sebagai validasi atas kemampuan kita. Kenapa? Karena mentor ingin proyek yang dikerjakan sukses.

Menjadi Mentor Google Code-in

John, mentor di organisasi coala memberikan saran kepadaku untuk menjadi mentor Google Code-in (GCI) di coala apabila ingin menjadi siswa GSoC di organisasinya. Hal ini merujuk kepada kepercayaan mentor terhadap kita. Menjadi mentor GCI artinya kita dapat melakukan pekerjaan serta dapat memberikan masukan yang (dapat) berupa ulasan kepada orang lain. Secara kemampuan kita sudah layak menjadi siswa GSoC apabila mampu melakukan hal tersebut. Ya, tergantung pada ide yang dipilih juga. Sejatinya tidak harus namun kesempatannya akan sangat kecil.

Menulis Proposal dengan Baik

Proposal yang ditulis untuk diajukan harus jelas. Maksudnya, kita harus bisa menulis apa yang akan kita kerjakan nantinya. Jangan khawatir, apa yang kita kerjakan nantinya tidak harus sama persis dengan yang ada di proposal karena saat fase community bonding kita akan membuat suatu kesepakatan dengan mentor. Agar lebih mudah, kamu boleh melihat proposal yang aku ajukan di Google Docs.

Luangkan Waktu untuk Selalu Terhubung

Untuk mendapatkan tempat di GSoC, kita sebaiknya selalu berusaha untuk terlihat aktif. Hindari perilaku seperti menghilang lalu kembali kemudian menghilang lagi. Paling tidak, saat kita sudah diberikan kepercayaan untuk menjadi salah satu kontributor "inti" di suatu organisasi, berkabarlah dengan kontributor yang lain apabila kita sedang tidak dapat mengerjakan tugasnya. Pada praktiknya tak melulu tentang kontribusi. Kita juga dapat turut aktif meramaikan perbincangan di organisasi tersebut. Maksudnya, ikut serta saat ada diskusi atau menjawab pertanyaan teknis dari pendatang baru.

Berdoa

Apabila kamu religius, aku sarankan agar terus berdoa kepada Tuhan (Allah bagi umat Islam). Mengapa? Terkadang, ada faktor keberuntungan yang membuat kita lolos menjadi siswa GSoC. Misalnya, calon mentor kita ternyata selalu membalas surel dengan cepat. Aku mengatakan seperti ini karena calon mentorku sangat sibuk sehingga aku sering tidak mendapatkan balasan dari beliau.

Sebuah Akhir Kata

Untuk menjadi siswa GSoC sebenarnya tidak sulit. Apa yang kita butuhkan adalah ketekunan dan dedikasi. Apa yang sulit adalah menyelesaikan proyeknya dengan baik. Kenapa pula aku menulis ini? Alasannya sederhana, aku ingin Indonesia mengalahkan India sebagai pengirim siswa GSoC terbanyak di dunia. Ya, total siswanya ada sekitar 600-an! Tahun 2018 dari Indonesia, maksudnya yang kuliah di Indonesia, hanya ada tiga. Jauh sekali, bukan? Mari kita bersama-sama berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Artikel ini merupakan salinan yang dimodifikasi sedikit dari artikelku yang ada di Catatan Nurcahyo karena aku tidak akan memperpanjang domain blog tersebut.

Komentar

  1. This well-liked slot game options five reels, 20 paylines, and an adventurer (Gonzalo 'Gonzo' Pizzarro) on the lookout for the lost city of gold. When it comes 바카라사이트 to taking part in} slots at a live on line casino, have the ability to|you probably can} trust your fellow slot gamers and a glance at|have a glance at} how folks play. This game does not feature a progressive jackpot, so you don't actually need to guess the max each time you spin. This online game is the online model of a classic well-liked slot you may discover at nearly all of the live casinos in Las Vegas and Atlantic City. When you play slots, find a way to|you probably can}'t turn into a multi-millionaire with simply zero.01.

    BalasHapus

Posting Komentar

Aku berharap dapet komentar yang membangun.

Postingan populer dari blog ini

Merancang Sistem Baru sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kredibilitas serta Transparansi Perhitungan Suara

Indonesia dalam beberapa hari terkahir ini diramaikan dengan isu-isu serangan siber dan hal-hal konyol lainnya. Tetiba banyak sekali hacker gadungan yang bermain hacker-hackeran . Semua ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran masyarakat yang merasa akan terjadinya kecurangan dalam pemilihan umum kali ini. Alih-alih ingin berkontribusi justru yang ada malah terlihat bodoh. Untuk mengurangi hal-hal bodoh seperti ini muncul kembali, ada baiknya kita memikirkan sistem baru yang dapat membungkam manusia-manusia semacam ini di Indonesia. Tak perlu yang canggih sekali, yang penting transparan. Well , actually , teknologi yang akan digunakan sudah cukup canggih jadi aku bisa bilang kalau sistem yang akan dibuat ini sudah cukup canggih dan tidak mudah untuk dijaili. Tulisan ini hanya akan membicarakan konsep. Implementasinya tentu di lain waktu saja bila memungkinkan bagiku untuk membuatnya. Kenali Sistem yang Ada Sebelum membicarakan rancangan sistem yang baru, kita perlu mengenali sist

Membangun Kembali Citraku Sebagai Penulis Blog

Halo, salam kenal! Aku Wisnu, seorang pemrogram yang saat ini tengah menjalani pendidikan di salah satu universitas swasta di Indonesia. Buat kamu yang belum pernah sekalipun membaca tulisan postingan blogku, mungkin tidak akan ada masalah dengan gaya tulisan yang sekarang lagi kamu baca. Aku rasa buat yang udah sering baca tulisanku (dulu) pasti ngerasa ada yang beda. Ya, aku terbiasa menulis dengan gaya formal. Gaya tulisan formal tersebut nampaknya kurang cocok dipakai untuk sebuah postingan blog karena terkesan kaku. Dampaknya yah interaksi dengan pembaca terasa kurang. Itulah sebabnya aku mengubah gaya penulisanku menjadi lebih santai. Aku ngomong gini in case kamu penikmat blog berfaedahku. Kalau kamu penikmat blog aibku udah pasti ga heran sama gaya tulisanku. Setelah sekian lama akhirnya aku pakai Blogger lagi. Kenapa kok pakai Blogger lagi? Padahal mampu bikin blogging engine sendiri karena katanya aku pemrogram, bukan? Kan keren kalo bisa! Juga, kenapa ga pake yang lain